Mengenai Saya

SIDOARJO, JAWA TIMUR, Indonesia
Belajar Menjadi "Internal Jurnalism"

Sabtu, 21 Agustus 2010

SBT : Benchmarker Semarang Kunjungi Outsoucer, PT. CUM


TAHUN 2005

SBT : Benchmarker Semarang Kunjungi Outsoucer, PT. CUM

PELOPOR.
Setelah ke “sarang” para JAWARA SBT, maka 15 orang Benchmarker dari KANDATEL Semarang yang juga kesemuanya adalah para JAWARA, berkunjung ke kantor PT. Cakrawala Ujo Mandiri (PT. CUM), di Kompleks Ruko Jln. Raya Kali Rungkut 27, Surabaya, Kamis (28/7).

Benchmarker dari Semarang ini diantar oleh para JAWARA SBT ke PT. CUM, yaitu Outsoucer yang mengkalim dirinya sebagai pelopor outsourcing di Jawa Timur. Karena kinerja PT. CUM ini baik, maka inilah merupakan alasan kenapa para Benchmarker diarahkan untuk berkunjung disini. Salah seorang benchmarker mengatakan, bahwa kami di Semarang dan Jawa Tengah umumnya adalah baru “merdeka” dari tangan KSO, sehingga kami kemari ingin menimba ilmu, sekaligus sharing.

VISI & MISI.
Komisaris Perusahaan PT. CUM, yaitu R. Suroto Hadi Sumarto yang pensiunan Telkom mantan KAWITEL-VII dihadapan para benchmarker memaparkan visi dan misi serta latar belakang kenapa perlu adanya pekerjaan yang harus di outsouce-kan di era kompetisi ini.

Demikian juga dengan DIRUT PT. CUM, I Gde Sudjana yang mendampingi Komisaris memaparkan organisasi PT. CUM, hingga menjelaskan tentang konsep kemitraan antara pihaknya dengan PT. TELKOM, serta coverage area kerja yang terdiri dari 3 (tiga) STO, yaitu STO Waru-I, Waru-2 dan Rungkut-2 total berjumlah 80.000 SST.

Sasaran dan rencana kerja dibeberkan, hingga sukses. Budaya kerja adalah salah satu kuncinya. Budaya Kerja “Sense of Belonging” inilah yang membuat PT. CUM sukses menjalankan bisnisnya. Gde Sudjana mengatakan, bahwa para pegawainya harus ada rasa memiliki terhadap PT. TELKOM, sehingga dalam bertugas di lapangan, mereka benar-benar bekerja secara profesional, tidak ATS (Asal Teken Senang).

Pekerjaan yang kami lakukan di lapangan, tidak saja secara fisik baik, tetapi secara elektris juga baik, sehingga diantara kami dan TELKOM sama-sama memiliki performansi yang baik selaras dengan konsep win-win solution, sergah Suroto.

INVESTASI MAHAL.
Lebih jauh, Suroto menjelaskan, bahwa investasi di kabel tembaga sangat tinggi alias mahal. Inilah kenapa para New Operator tak mau bermain di kabel fisik. Disisi lain tenaga jaringan sudah langkah. Kami berperan untuk membantu Telkom memelihara kabel tembaga sebaik mungkin agar tetap performed, dengan harapan masih memiliki daya saing yang tinggi. Pokoknya jaringan eksisting akan kami jaga performansinya.

Untuk menghindari gangguan, kami selalu melakukan korektif dan kuratif maintenance. Ini merupakan paradigma JARLOKAT PT. CUM. Untuk pengelolaan JARLOKAT, maka ada 4 (empat) strategi yang kami jalankan, yaitu : 1). Kebijakan pengelolaan. 2). Penuaan/umur material. 3). Lingkungan dan 4). Strategi pelaksanaan pekerjaan. Potret jaringan kami memang dinilai baik oleh manajemen TELKOM SBT, lanjutnya.

Paradigma dan strategi yang kami bangun sampai sekarang ini masih valid, sesuai dengan kondisi persaingan saat ini. Semua ini tentu akan bermuara kepada peningkatan “Y&R TELKOM”. Apa itu Y dan R ? Tak lain dan tak bukan adalah PELAYANAN & REVENUE TELKOM, kata Suroto mengakhiri.

 NURSIDIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar