Mengenai Saya

SIDOARJO, JAWA TIMUR, Indonesia
Belajar Menjadi "Internal Jurnalism"

Sabtu, 21 Agustus 2010

Hasil Marketing Intelijen SBT Membelalakkan Mata


TAHUN 2005


Hasil Marketing Intelijen SBT Membelalakkan Mata

OUTLET.
Dua rekan dari Marketing, yaitu Kang Dody dan Kang Djun pada hari Senin (26/9) mencoba melihat situasi terkini tentang bagaimana ketatnya “potret” persaingan pertelekomunikasian antar operator di Surabaya. Kedua rekan tersebut “berjalan” menyusuri beberapa outlet Flexi. Setiap outlet yang berbranding Flexi dihampiri.

BERTANYA.
Sederhana saja, kedua rekan Sang “Marketing Intelijen” tersebut cukup menanyakan hal-hal yang ringan-ringan saja kepada petugas outlet, seperti : apa kabar, saya dari TELKOM SBT, bagaimana hasil penjualan pulsa - voucher Flexi, ada yang bisa kami bantu, dan sebagainya.

Ketika tiba di sebuah outlet di bilangan Jalan Karah Indah, Surabaya, dihampirinyalah outlet ber branding Flexi yang “full Flexi colour” tesebut. Dua orang gadis yang kemudian diketahui bernama Mbak Ningsih dan Mbak Avi saat itu sedang bertugas di outlet. Sapaan rekan intelijen disambut ramah, kemudian pertanyaan ringan meluncur.

Bagaimana, kalau Mbak kami seragam kaos Flexi mau, nggak ? Wah, mau sekali, Pak, soalnya sekarang saya baru punya satu saja, jawabnya. Jadi kami memakainya hanya seminggu sekali. InsyaAlah dalam waktu dekat akan kami kirim. Oh,…ya kalau ditambah dipasang spanduk di sebelah situ bagaimana, tanya rekan Telkom sambil menunjuk jarinya kearah yang dikehendaki. Nggak apa-apa, Pak, soalnya memang Bapak saya ingin menambah spanduk Flexi di space yang kosong situ.

TERBELALAK.
Jadi pemilik outlet ini Bapak Mbak sendiri ? Ya, Pak, jawabnya singkat. Lalu ia menambahkan, bahwa Bapaknya bekerja di TELKOM. Kalau gitu kebetulan dong, tolong sampaikan kedatagan kami ya, Mbak. Terus penjualan Flexi bagaimana, Mbak ? Flexi paling laku disini, Pak. Bahkan orang mengira disini berjualan Flexi thok (saja : Red). Sang “intelijenpun” terbelalak, sambil berguman, bahwa dampak Branding Flexi ini ternyata sungguh luar biasa kuatnya terhadap “perceiveness” masyarakat.

Kalau produk lain gimana, Mbak ? Simpati dan Flexi sama paling laku, urutan berikutnya adalah Mentari. Kalau Fren atau yang lainnya gimana ? Wah,…nggak laku, Pak, pokoknya boleh dibilang mati dech, Pak.

 NURSIDIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar