Mengenai Saya

SIDOARJO, JAWA TIMUR, Indonesia
Belajar Menjadi "Internal Jurnalism"

Sabtu, 21 Agustus 2010

Ketua BP KOPEGTEL SBT Evaluasi Kinerja


TAHUN 2005

Ketua BP KOPEGTEL SBT Evaluasi Kinerja

FUNGSI.
Setelah hampir dua bulan pasca RAT, Ketua BP dan anggota BP KOPEGTEL dilantik, kini Senin (30/5) mulai melakukan fungsinya, yaitu melakukan fungsi pengawasan. Para BP menginginkan agar organisasi KOPEGTEL berjalan sesuai koridor atau rambu-rambu bisnis hingga sukses. Ini adalah sebagai starting point pemanasan, kedepan akan dilakukan secara periodic.

AMANAH.
Sukses KOPEGTEL merupakan amanah seluruh anggota, artinya ialah, bahwa mencari keuntungan adalah amanah yang diberikan seluruh anggota kepada Pengurus KOPEGTEL. Manakala manajemen memberikan order ke Kopegtel yang tidak menguntungkan alias malah rugi, maka terjadi pengabaian amanah anggota, kata Ketua BP, Subardi kepada Pengurus saat akan melakukan fungsinya di Kantor Kopegtel, Jl. Gayung Kebonsari, Ruko Graha Indah Wisesa B5, Surabaya.

BAGI TUGAS.
Dua orang anggota BP, masing-masing Heroe Soebijantoro dan Ismail Rosito hari itu melakukan fungsi pengawasan bidang pendapatan dan beban, sedangkan Subardi keliling ke beberapa lokasi Loket Pembayaran Rekening Telepon (SOPP) untuk melihat dari dekat pelayanan kepada pelanggan.

Di hari pertama ada 6 loket SOPP yang dikunjungi Subardi, yaitu SOPP Waru-I, Waru-II (Tropodo), Rungkut-1, Rungkut-2, Dinoyo, dan Darmo. Rencana pada hari kedua akan dilanjutkan lagi, yaitu ke Manyar, Sungkono, Demak, Krukah, Kapas Krampung dan Gayungsari.

Disinyalir ada sebuah Loket SOPP yang merugi, diakibatkan jumlah lembar tagihan perbulannya hanya mencapai paling tinggi 1500 lembar saja, padahal operational cost pihak Kopegtel perbulannya tak cukup jika hanya melayani 1.500 saja. Ini perlu kita evaluasi untuk disampaikan kepada manajemen, agar ada upaya solusi.

Ada juga beberapa Loket SOPP yang tidak bisa melayani print out AMA, hal ini akan diupayakan dengan melakukan approach ke manajemen, agar terlaksana toh,…demi kepuasan pelanggan dan menjaga citra Telkom. Bardi mengatakan, bahwa Kopegtel bekerja untuk Telkom, demi menjaga citra Telkom, jadi wajar kalau fasilitas layanan tak dibedakan dengan layanan di SERPO atau di Plasa. Pelanggan taunya “TELKOM” saja, bukan Kopegtel atau Outsourcing, jadi yang namanya Konsep Layanan One Stop Service (OSS) mestinya tak terkecuali buat Loket SOPP. Kalau tidak, berarti TELKOM masih belum memanjakan pelanggannya. Janganlah OSS itu hanya diatas kertas saja.

Ibaratnya Kopegtel itu adalah ‘pembantu’ Telkom, untuk meningkatkan mutu layanan dan citra Telkom, bukan menjadi kompetitor. Jadi semestinyalah dukungan terhadap “Pembantu” harus integrated jangan partial. Kalau partial, maka pasti kembali ke masalah citra lagi, lanjutnya.

PINDAH.
Menyinggung rencana kepindahan SOPP Dinoyo lantai-1 yang akan dipindah ke lantai-2, maka menurut Ketua BP Kopeg selain akan memakan Cost, juga yang lebih penting lagi akan mengurangi makna dari service excellent. Value memanjakan Customer menjadi berkurang, rentang simplifikasi layanan semakin lebar. Hal yang sudah bagus, sebaiknya tidak diperburuk.

Saya harus independent, ke manajemen memberi inputan, kepada Kopegtel juga sama, demi anggota, demi Telkom dan demi kita semua. Makanya program Kopegtel yang disodorkan ke saya, tak serta merta saya sign, tapi saya tanya dulu Analisa Kelayakan Investasinya (AKI). Orang bisnis tak asal tanda tangan saja, tapi harus diteliti, jeli, ada hitungan untung rugi, kapan terjadi break-even, dan sebagainya. Kalau asal “teken” saja, maka semua orang bisa menjadi Badan Pengawas. “Tutup Mata”, langsung teken, beres, ndak gitu dong, katanya kepada Reporter !

 NURSIDIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar