TAHUN 2005
SEKAR TELKOM Diskusikan SP TELKOM
LANTAI-10.
Bertempat di lantai-10 Menara Multimedia TELKOM Jln. Kebon Sirih, Jakarta Pusat, berlangsung diskusi situasi terakhir soal SP TELKOM. Diskusi yang dihadiri oleh Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) dan para pengurus DPD, DPW dan DPP ini berlangsung ketika diadakan MUSWIL DPW ES-CIS di Lantai-3 gedung yang sama, Selasa (20/9).
KE ZAMAN BAHEULA.
Salah seorang MPO cukup senior mengatakan, bahwa kalau memang SP TELKOM benar-benar ada, maka kita akan kembali ke zaman ‘baheula’, sebab dulu di PTT pernah ada 4 (empat) organisasi Serikat Buruh, dimana terjadi ketidaknyamanan dalam bekerja, apalagi ditunggapi oleh partai, yang kemudian saat itu partai tersebut dilarang oleh Pemerintah. Ini akan menjadi trauma sejarah masa lalu.
Nah, SP TELKOM ini ternyata menggandeng SPSI yang Ketuanya adalah orang PARPOL, ini kan sangat rentan dan rawan. Dulu zamannya SPSI dipegang Muchtar Pak Pahan, SEKAR pernah mau digandeng, tetapi SEKAR tak mau, sebab sesuai dengan AD/ART memang tidak berafiliasi kepada organisasi social politik / PARPOL manapun, sekarang SP TELKOM malah menggandeng.
RANGKUL SAJA.
Salah seorang MPO yang lain mengatakan, bahwa sudah menjadi tugas SEKAR untuk memberi pengertian kepada SP TELKOM. Jadi rangkul saja mereka, dan berilah pengertian, saya yakin mereka juga manusia yang tak luput dari khilaf, siapa tau setelah kita beri pengertian, mereka akan menyadari, bahwa tindakannya memang mengancam keutuhan dan ketidaknyamanan antar karyawan yang berpeluang menimbulkan potensi konflik yang lebih besar seperti zaman ‘baheula’.
BLACK CAMPAIGN.
SP TELKOM pernah melapor ke DIR SDM, John Welly, bahwa pihaknya sudah berusaha bertemu dengan SEKAR, tetapi SEKAR menolak. Hal ini ditepis oleh KETUM SEKAR, Syinar Budhi Arta, bahwa pihaknya sampai saat ini belum pernah mendapat surat atau undangan lisan dari SP TELKOM perihal pertemuan itu. Wah, itu tidak baik, itu namanya BLACK CAMPAIGN, timpal salah seorang MPO yang merupakan Senior Lawyer.
Kemudian salah seorang Ketua DPW mengatakan, bahwa TELKOM ini adalah ladang kita semua dalam mencari nafkah, kenapa harus ada “SEKAR TANDINGAN”, apa sih yang dicari, niatnya apa sih, apa sudah diperhitungkan dampaknya ?
10 SEKARPUN.
Kalau sampai terpecah belah, maka TELKOM yang besar ini akan gampang diserang kompetitor, jadi mestinya tidak ada SEKAR TANDINGAN lagi. Walau 10 SEKARpun tak ada artinya. Kemudian salah seorang MPO mengatakan lagi, bahwa yang penting tunjukkan kepada anggota, bahwa keberpihakan SEKAR TELKOM terhadap karyawan masih tetap tinggi, dan hasil-hasil perjuangan selama ini perlu disosialisasikan. MPO juga meminta BIAS (Buku Induk Anggota Sekar) untuk mengetahui jumlah anggota SEKAR yang mayoritas.
NURSIDIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar