TAHUN 2005
SEKAR Silaturahmi Dengan KADIVRE-V
SILATURAHMI.
Sejak 7 Juli 2005 ketika KADIVRE-V, Nanang Ismail Kosim memegang tongkat komando alias menjabat, belum pernah SEKAR DPW 05 bertemu secara resmi, maka pada hari Senin (22/8) sesuai dengan jadwal yang sudah diagendakan, SEKAR DPW05, DPD Kantor DIVRE-V, DPD SBB dan DPD SBT melakukan silaturahmi yang diterima langsung di ruang kerja KADIVRE-V didampingi Deputy KADIV, M. Husni Thamrin.
PERDANA.
Silaturahmi perdana ini ternyata benar-benar mendapat berkah dari Allah SWT, sebab baik Manajemen maupun SEKAR DPW05 berbincang masalah-masalah yang aktual seperti masalah rencana apel siaga kode akses SLJJ di DIVRE-V, masalah rencana MUSWIL DPW05, masalah karyawan yang dirugikan, tentang hasil assessment Kompetensi SDM, masalah dampak SEKAR tandingan sesama karyawan dan masalah pengembangan usaha koperasi karyawan yang bernama KOPEGTEL, kesemua permasalahan mendapat respons positif dan sambutan hangat dari KADIVRE-V, Nanang Ismail Kosim yang selalu memberi support kepada SEKAR saat di DIVRE-III, saat menjabat sebagai GM KANDATEL Jakarta Timur, bahkan saat sebagai KADIVRE-VI Kalimantan. A Genuine Leader !!!
Sambutan hangat KADIVTRE-V beserta Deputynya tak urung membuahkan hasil, sebab “request” sumbangan tambahan guna menutupi kekurangan dana untuk MUSWIL dengan agenda utama pemilihan Ketua DPW Baru baru periode 2005-2008 dan pertanggungan Pengurus Lama tak bertepuk sebelah tangan. Dalam kesempatan ini pula, KADIVRE-V juga akan menangani masalah 30 karyawan pada posisi Band Khusus, diminta agar jangan keburu di PTUN kan. KADIV akan segera bertatap muka dengan mereka yang dirugikan.
KODE AKSES SLJJ.
Khusus tentang rencana Apel Siaga Penolakan Kode Akses SLJJ di Surabaya, KADIVRE-V sempat menanyakan tentang relevansinya, apa dapat mempengaruhi keputusan Pemerintah. Untuk masalah ini, maka SEKAR menjawab, bahwa berdasarkan pengalaman Apel Siaga SEKAR Penolakan “Tukar Guling” DIVRE-IV, memang dapat mempengaruhi keputusan RI-1 yang waktu itu Gus Dur Presidennya. Ternyata tukar guling gagal. Jawaban Gus Dur waktu itu ialah, bahwa “rakyat” SEKAR TELKOM menolak, justifikasi kuat.
Demikian juga dengan apel siaga penolakan Kode Akses SLJJ yang telah dilakukan di berbagai DIVRE seluruh Indonesia yang menghiasi halaman utama beberapa media cetak maupun media TV dan segera direncanakan di Surabaya, akan merupakan justifikasi kuat bagi Pemerintah untuk membatalkan implementasi KA SLJJ tersebut.
Apel siaga adalah salah satu cara saja, sedangkan cara lain seperti me lobby para Wakil Rakyat di DPR-MPR, LEMHANAS, BIN, Cendekiawan, dan lain-lain bahkan membuat “shortcut”, yaitu kajian singkat cukup dua halaman kertas tentang dampak KA SLJJ ke RI-1 juga dilakukan.
Pertemuan berlangsung sekitar dua jam, di penghujung pertemuan, KADIVRE-V menyarankan, agar SEKAR pasca MUSWIL ini melakukan pungutan iuran kepada para anggotanya seperti di Kalimantan, sehingga memiliki uang kas untuk keperluan kegiatan. Cukup per anggota Rp. 3 ribu, khan lumayan tak terlalu berat. Bukan itu saja, KADIVRE-V juga mengusulkan agar silaturahmi ini tidak berhenti disini saja, tetapi minimal sebulan sekali dilakukan hal serupa. Inilah bentuk komunikasi internal yang mesti dibangun antara Manajemen dan SEKAR.
NURSIDIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar