Mengenai Saya

SIDOARJO, JAWA TIMUR, Indonesia
Belajar Menjadi "Internal Jurnalism"

Minggu, 17 Oktober 2010

Sepanjang 2006, TELKOM SBT “On Becoming Money Maker”


TAHUN 2006

Sepanjang 2006, TELKOM SBT “On Becoming Money Maker”

Tahun 2006 merupakan tahun pergulatan sengit bagi TELKOM SBT dalam menjalankan bisnisnya yang dikelilingi oleh factor-faktor eksternal menantang, utamanya para competitor. Sedangkan Faktor-faktor internal yang pasti akan berpengaruh terhadap business result juga ada, utamanya masalah terbatasnya anggaran.

System penganggaran (Budgetting System) yang didisain oleh hampir semua BUMN selalu menggunakan cara klasik, dimana strategi yang diterapkan adalah “Dengan biaya yang sekecil-kecilnya, mampu menghasilkan revenue yang sebesar-besarnya”. Hal ini dikatakan klasik, sebab sejak nenek moyang dulu hingga kini hal tersebut sudah dipakemkan, dan bahkan sudah merupakan PRINSIP EKONOMI.

Budgetting System ini bagus dan memang harus demikian, namun perlu diingat, bahwa persaingan bisnis saat ini sangat ketat, ada hal yang “unpredictable”
kerap muncul dan mencuat ke permukaan. Kalau sudah demikian, haruskah kita kita terpaku pada keterbatasan anggaran dan yang lebih konyol lagi MANDEG alias kerja rutinitas dan menyerah begitu saja ? Bukankah RUTINITAS tanpa LATERAL THINKING akan membuat bisnis apapun semakin konyol ?

Pertanyaan tersebut dalam tahun 2006 ternyata sudah terjawab jajaran Access Program Dan Performansi TELKOM SBT. Jajaran ini selama tahun 2006 boleh dibilang sebagai jajaran “MESIN PENCETAK UANG” atau lebih keren lagi boleh juga disebut sebagai “On Becoming Money Maker”. Mereka tak mau menyerah dengan keadaan. Dengan keterbatasan CAPEX, mereka melakukan “breakthrough” yang inovatif, yaitu Pembangunan Jaringan Kabel Sekunder Dengan Pola Hibah.

Pola ini mampu menjawab keterbatasan CAPEX. Pola ini mampu menghasilkan anggaran (baca menghasilkan uang). Pola ini mampu “berkata” efisien, yaitu Efisiensi senilai US $ 60 per SST. Himbauan GM SBT agar kita harus bekerja “Out Of The Box atau Lateral Thingking” ternyata tak bertepuk sebelah tangan. Di penghujung tahun 2006, GM TELKOM SBT, Tulus sudarsono mengatakan saat melepas 8 SDM yang mutasi keluar, bahwa kalau kita berfikir biasa-biasa saja, maka akan “mampuslah” kita.

Selama tahun 2006 terdapat 18 pembangunan jaringan dengan pola hibah murni yang menghasilkan keuntungan TELKOM SBT sebesar Rp. 4 Milyard lebih, sedangkan untuk tahun 2007 nanti akan ada 16 pembangunan dengan pola bisnis yang sama, yaitu hibah murni, dimana hasil pembangunan oleh Developer yang dihibahkan ke TELKOM SBT untuk dipasarkan.*Nursidik*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar