Mengenai Saya

SIDOARJO, JAWA TIMUR, Indonesia
Belajar Menjadi "Internal Jurnalism"

Sabtu, 28 Agustus 2010

SBT : Dengan IHT NAPN, Maka HR is More Becoming Strategic Dalam Selamatkan Aset Perusahaan


TAHUN 2006

SBT : Dengan IHT NAPN, Maka HR is More Becoming Strategic Dalam Selamatkan Aset Perusahaan

Masih bekerjasama dengan UPLATDA Surabaya, IHT NAPN (Nomor Aktif Pulsa Nol) Angkatan-II kembali digelar di TELKOM Sidoarjo pada hari Kamis (23/2). Lagi-lagi sounding yang menggema adalah menyelamatkan asset perusahaan. Siapa lagi kalau bukan kita-kita ini sebagai pelaksana di lapangan yang menyelamatkannya ? Bahkan salah seorang instruktur UPLATDA Surabaya, Bambang Samudra sambil bercanda mengatakan, bahwa kalau berhasil, maka singkatan NAPN akan berubah, yaitu Nomor Aktif Pulsa Nongol.

Sambutan pembukaan IHT disampaikan oleh Manager TELKOM Sidoarjo, Mulyadi diikuti acara kebulatan tekad “MENYELAMATKAN ASET TELKOM”, yang berbunyi “Saya bertekad menyelamatkan asset Telkom SBT berupa alat produksi Line Telepon NAPN sejumlah 55-K SST senilai Rp. 137 M. Dengan itikad baik dan tulus akan melaksanakan tugas secara disiplin dan penuh tanggung jawab. Semoga usaha saya dan Tim direstui oleh Tuhan Yang Maha Esa”.

Mulyadi dalam sambutannya mengatakan, bahwa IHT ini dilaksanakan untuk mendukung upaya manajemen menyelamatkan telepon tidur yang jumlahnya cukup significant. Juga agar tanda-tanda kehidupan perusahaan ini tetap survive ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat.

Ada dua pekerjaan yang sama besarnya, yakni pertama mempertahankan pelanggan eksisting dan yang kedua adalah menambah pelanggan baru, kata Mulyadi melanjutkan. Namun dua-duanya memiliki enerji yang berbeda. Di era kompetisi, enerji untuk penetrasi pasar menambah pelanggan baru luar biasa, sampai “berdarah-darah”. Peliharalah pelanggan eksisting sesuai yang ada dalam Customer Database, temu kenali setiap permasalahan, termasuk yang kritis sekalipun yang lazim kita sebut NAPN (Nomor Aktif Pulsa Nol) atau L25/2, harap Mulyadi mengkahiri.

Sementara itu Instruktur UPLATDA yang lain, yaitu Daniel Hutahaean menegaskan, bahwa NAPN atau L25/2 tidak bisa dihilangkan, sama dengan stress yang tidak bisa dihilangkan, tetapi dapat dimanajemeni, sehingga mampu ditekan sampai pada titik tertentu. Caranya dengan memberikan treatment yang berbeda kepada masing-masing pelanggan yang terbagi sesuai dengan segmentasi. Disini Daniel mulai mengidentifikasi masalah. Ia memulai dengan definisi L25/2, definisi manajemen L25/2, Segmentasi, sampai kepada pertanyaan :”Kenapa L25/2 perlu dimanajemeni ?”.

• NURSIDIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar