Mengenai Saya

SIDOARJO, JAWA TIMUR, Indonesia
Belajar Menjadi "Internal Jurnalism"

Sabtu, 28 Agustus 2010

Perhatian…! Kompetitor Sudah Caplok Pelanggan TELKOM


TAHUN 2006

Perhatian…! Kompetitor Sudah Caplok Pelanggan TELKOM

Persaingan bisnis disemua bidang usaha semakin ketat, keji, kejam, caplok mencaplok, bunuh membunuh yang kian merajalela terjadi dimana-mana mulai dari jasa Perbankan, Pariwisata, Transportasi Penerbangan, Produk Pabrik kebutuhan sehari-hari, tak terkecuali Telekomunikasi. Sementara proteksi untuk bidang usaha tertentu rupanya masih belum ada, mungkin kecuali untuk industri strategis seperti PINDAD dan BUMN Strategis lainnya.

Persaingan di dunia nyata dan dunia maya yaitu internet juga sama hebatnya. Banyak yang meramalkan bahwa akan banyak pengusaha e-commerce Indonesia yang gulung tikar. Di satu sisi, komentar itu baik sekali. Karena menunjukan bahwa bisnis internet memang tidak semudah yang dibayangkan banyak orang. Hal terpenting adalah komplikasi dan situasi persaingan yang sangat berbeda antara persaingan dunia nyata, dengan persaingan bisnis dunia maya.

Untuk TELKOM sendiri, bagaimana menyikapinya ? Bukankah beberapa Pelanggan Korporat sudah dicaplok competitor ? Satu contoh kecil saja untuk Corporate Customer SBT sudah ada 3 yang dicaplok, yaitu yang berlangganan komunikasi data (LC) pindah ke PT. Lintas Arta (Indosat), seperti : PT. GAZALI INTI INTERNASIONAL (GII) TOUR TRAVEL beralamat di JL. Raya Kali Rungkut 5 Komplek Ruko Megah Sentosa blok NI-3 STO Jagir, PT. DELTA TOUR TRAVEL JL. Raya Juanda 11 STO Waru, dan PT. NOER TRANSPORTAMA WISATA JL. Sedati Agung 2 Komplek Ruko blok 11-12 STO Waru 2 Surabaya Timur.

Kepindahan ketiga pelanggan tersebut disebabkan karena ikut jaringan ASITA yang dikelola oleh PT. ABACUS yang mengharuskan semua jaringan yang koneksinya ke PT. ABACUS harus menggunakan produk PT.Lintas Arta (Indosat) yang dulu berkantor di Hotel HYATT JL. Basuki Rahmad dan sekarang berkantor di JL. Akhmad Jais, Surabaya.

Gencarnya persaingan bebas, tidak lantas membiarkan pasar secara liar, apalagi persaingan di jalur ponsel juga banyak yang menilai sudah tidak sehat lagi, sehingga sulit mengendalikan pasar. Mungkin sudah saatnya diperlukan sejumlah perangkat hukum untuk menjadi jaring pengaman agar pasar tersebut bermanfaat bagi kehidupan orang banyak, sebagai agent of development untuk kemakmuran rakyat.

Memang di dalam dunia bisnis, para pelaku bisnis akan berupaya untuk mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya, dan kadang-kadang mereka menghalalkan segala cara, termasuk melakukan persaingan usaha yang tidak sehat. Bagaimana TELKOM Indonesia menyikapinya ?

• NURSIDIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar