
SIKAP TEGAS.
Ternyata Komisi V DPR RI memiliki sikap tegas yang sama dengan sikap tegas SEKAR TELKOM, yaitu menolak implementasi kebijakan kode akses SLJJ 011. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi V DPR RI, Sofyan Mileh yang didampingi Fraksi Partai Golongan Karya (FPGK) secara lengkap dihadapan sejumlah Pengurus SEKAR TELKOM, baik dari DPD, DPW, maupun DPP, Rabu (1/6) di Gedung Nusantara-I DPR RI Lantai-12 ruang 1204 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta dalam acara Hearing Komisi V FPGK dengan SEKAR TELKOM yang digelar sore hari mulai jam 16.10 hingga 17.30 WIB.
PARIPURNA.
Sikap tegas yang disampaikan Ketua Komisi V tersebut disambut applause oleh seluruh Pengurus SEKAR TELKOM dan selanjutnya dalam waktu yang singkat Komisi V akan segera mengadakan rapat paripurna guna mendengar pendapat semua fraksi tentang sikap tegas penolakan ini. Rapat Paripurna ini adalah permintaan Ketua DPR RI, Agung Laksono saat mengadakan Hearing dengan SEKAR TELKOM pada hari pertama.
AMUNISI.
Dalam Hearing dengan FPGK ini, Mileh menyarankan kepada SEKAR, agar terus melakukan lobby dengan seluruh fraksi yang ada di Komisi V, agar dalam rapat paripurna nanti dapat cepat cair, walau sebenarnya seluruh fraksi di komisi V ini sudah memaklumi esensi jauh-jauh hari sebelumnya. Jangan lupa kajian-kajian yang sudah diberikan kepada kami, terus di update dan dipertajam, sehingga akan dipakai sebagai amunisi oleh Komisi V dalam menyalurkan aspirasi SEKAR TELKOM.
Karena sikap tegas sudah sama, maka SEKAR TELKOM meminta kepada DPR RI yang nota bene merupakan wakil rakyat menggunakan powernya demi menegakkan keadilan dan kebenaran, mari berjuang mati-matian bersama-sama, kata salah seorang Ketua DPW SEKAR TELKOM dan disanggupi oleh para wakil rakyat untuk berjuang bersama.
Mileh selanjutnya mengatakan, bahwa sikap Komisi V sama dengan SEKAR, sebab pihaknya memang ingin mempertahankan Merah Putih dari cengkeraman asing, demi kepentingan Bangsa dan Negara. Saham Merah Putih harus dominan, bila perlu Indosat kita beli lagi, applause pun menggema lagi.
MELANGGAR UU.
Ketika pihak DPP SEKAR TELKOM memaparkan, bahwa hasil Kebijakan Kode Akses SLJJ 011 dari beberapa KM dan PERMEN adalah bertentangan dan melanggar Undang-Undang yang lebih tinggi, dimana Undang-Undang yang lebih tinggi ini adalah produk DPR RI, maka nampak perubahan raut muka para wakil rakyat ini, lantas serta merta meminta SEKAR untuk mempertajam masukannya. Kami tidak akan menggubris 'gerilya' yang dilakukan Indosat, sebab didada kami masih ada Merah Putih, sejak dulu hingga detik ini, kami tidak setuju kalau Indosat dijual, sebab ini menyangkut BUMN vital strategis, tegas Mileh bersemangat yang juga disambut applause.
FPKS.
Pagi harinya SEKAR sempat melobby Komisi V Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) di Gedung Nusantara I Lantai-3 ruang 308 yang diterima oleh Drs.DH.AL YUSNI (Anggota DPR/MPR-RI FPKS No.A-262) dan Umung Anwar Sanusi. Yusni meminta agar SEKAR tidak usah khawatir, sebab Komisi V adalah sependeritaan dengan SEKAR TELKOM. Pokoknya bersabar dan terus berjuang bersama DPR dan MPR. SEKAR menegaskan, bahwa penguasaan asing memang sudah merajalela, Telkom adalah benteng terakhir yang harus kita pertahankan bersama, sebab spektrum frekwensi udara kita sudah didominasi asing yang dari sisi HANKAMNAS sangat membahayakan. Ya, saya sangat setuju itu, dan itu sudah kami singgung dan bahas pada Komisi V, sergah Yusni.
BERANI "MEMBERI".
Menurut Yusni, Indosat memang berani "memberi", pernah kami diundang pertemuan dengan Indosat, lantas kami mau diberi "Parasetamol", lantas kami jawab, bahwa kami nggak sakit kok. Kamipun menolaknya. Secara iseng kami tanya, kalau ingin membeli Indosat, maka kira-kira berapa harganya ? Tak tanggung-tanggung Indosat minta 30 Trilyun. Dari sini saja kelihatan, bahwa mereka memang mau menginjak-injak Bangsa kita. Dalam pertemuan yang dihadiri Wakil Direktur Indosat, Ng Eng Hoo yang tak bisa bahasa Indonesia ini saya sangat emosi. Mereka adalah kapitalisme.
Menurut Yusni, dalam pertemuan tersebut, Indosat hanya memamerkan salah satu kegiatan sosial saja, kamipun tau itu adalah strategi mereka, agar kami terbuai. Padahal mereka berani "memberi". Kami sudah menangkap sinyal iktikad tak baik tersebut, yang nota bene dibelakang Singapore adalah Temasek Holding BUMN Singapore yang didominasi orang Yahudi. Menurut Yusni menghadapi orang Yahudi harus dengan strategi yang smart, seperti kisah sahabat Usman bin Afan yang membeli satu-satunya sumur milik orang Yahudi. Dengan siasat cerdik, Usman bisa mengalahkan Yahudi. Jadi menghadapi ISAT juga harus dengan siasat cerdik pula.
Sekali lagi kepada SEKAR, kami sepakat kode akses SLJJ tidak boleh dilakukan, karena merugikan Bangsa dan Negara, apalagi OPEN SKY (Udara Terbuka) dalam hal ini spektrum frekwensi udara Negara RI didominasi asing, memang sangat riskan terhadap HANKAMNAS.
FPKS mengatakan, bahwa masalah KA SLJJ adalah terkait dengan persoalan Bangsa dan Negara. Inilah warisan masa lalu, banyak BUMN dijual, semakin amburadul. BUMN tidak ada yang normal, anak Bangsa akan menangis kalau semua dijual. Makanya saya sepakat, bahwa TELKOM adalah benteng terakhir yang harus kita pertahankan apapun yang terjadi, pungkasnya. • NURSIDIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar