
RELAWAN KE-2.
Setelah Relawan TELKOM DIVRE-V untuk Bencana Tsunami Banda Aceh dan sumut kloter pertama ditarik, maka kini giliran Relawan Kloter ke-2 yang mengkisahkan tugas misi kemanusiaanya, terutama dalam upaya recovery infrastruktur telekomunikasi mulai 03-01-2005 hingga 14-01-2005. Berikut penuturan kedua Relawan TELKOM SBT, Adi Slamet Djulaeni dari Unit CCAN STO Gubeng dan Djoko Iswanto dari Bagpran.
STO HILANG ?
Kami dari DIVRE-V berjumlah 11 orang, 1 orang dari Kantor DIVRE-V, yaitu Leader Team Recovery, Pak Agus yang mantan Deputy TELKOM Bandah Aceh. Jadi Pas sekali Misi ini. Lalu 10 orang berasal dari seluruh DATEL se JATIM yang masing-masing mengirim relawan 2 orang.
Kami ber 11 mencari STO Lhok Nga yang hilang entah kemana. Setelah sekitar 15 menit akhirnya kami mengetemukan STO Lhok Nga. Gedungnya hancur total rata dengan tanah, towernya jatuh dan tidak berbentuk lagi. Bukan itu saja, sebab Gensetnya juga tidak ada, kami hanya bisa menemukan bekas jumper di MDF yang hanya sedikit dan sudah jatuh rata dengan tanah
Sedang disebelah TELKOM juga ada YONZIPUR yang luluh lantak dengan tanah dan hanya diberi papan yang bertuliskan YONZIPUR LHOK NGA Banda Aceh. Kami melihat sendiri Yonzipur ini sedang dijaga sekitar 10 - 15 personel TNI AD.
ULHE LHEU.
Kami juga menyisir FASTEL di lokasi Ulhe Lheu yang porak poranda. Hanya gedung yang kuat yang bisa bertahan, itupun tembok yang bawah sudah banyak yang hancur, termasuk jaringan telepon. Tiang telepon banyak yang sudah ditanah bersatu dengan tumpukan sampah-sampah bangunan.
Bangunan dihantam oleh kapal yang masuk ke kota. Dalam gambar nampak kapal PLTD PLN yang harusnya berada di pantai, bisa masuk kota berjarak 10 km, memang ngeri. Belum lagi banyak jenazah disekitarnya. Kapal ini ber bobot +- 3000 ton. Belum bisa di pikirkan bagaimana cara mengangkut kapal tersebut untuk bisa kembali beroperasi lagi dan bagaimana harus bisa ke pantai lagi.
Sedangkan ada kapal Monkasel, terbagi 3 menerobos masuk kota, ini hanya dalam hitungan menit bisa masuk kota, untuk keluar kota harus berfikir berhari hari. Sambil memulihkan telekomunikasi, dibenak kami ditengah pemulihan FASTEL sempat berfikir itu, sungguh dahsyat gempa Tsunami ini, lanjut Adi dan Djoko mengkisahkan.
Kami berhasil menghidupkan FASTEL Rumah Sakit Sakinah, Posko PBB, Posko Amerika, Kantor Perhutani dan beberapa Posko penting lainnya. Alhamdulillah atas bantuan rekan-rekan relawan TELKOM se Indonesia, kini infrastrukur FASTEL pulih, sehingga mampu menggerakkan lagi roda-roda perekonomian dan pemerintahan disana, kuncinya.
NURSIDIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar