Mengenai Saya

SIDOARJO, JAWA TIMUR, Indonesia
Belajar Menjadi "Internal Jurnalism"

Sabtu, 10 Juli 2010

MoU Beasiswa Antara LMI-UI Dengan TELKOM Dan SEKAR, Disaksikan Ketua MPR-RI


BEASISWA.
Lembaga Manajemen Infaq-Ukhuwah Islamiyah (LMI-UI) yang diketuai oleh Prof. DR. H.M. Roem Rowi, MA pada hari Sabtu (2/7) menggelar Lokarkarya Pelatihan Amil Zakat se Jawa Timur & Bali selama 2 hari di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Dalam kesempatan Lokakarya ini, dihelat pula acara penandatanganan MoU tentang Beasiswa antara LMI-UI dengan Basiskaf (Mahfud Sidik), PKBL/Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (Deputy Kadivre-V, Husni Thamrin) dan SEKAR TELKOM DIVRE-V (Budhi Prasetyo dan Wibowo Sugiharto) dimana dalam penandatanganannya disaksikan langsung oleh Ketua MPR-RI, Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, MA.

PKBL TELKOM DIVRE-V memberikan beasiswa kepada 50 murid SD, 50 murid SMP dan 5 Guru, SEKAR TELKOM DPW-V memberikan beasiswa kepada 30 murid SD dan 30 murid SMP, sedangkan Basiskaf TELKOM DIVRE-V menyumbangkan Rp. 10 Juta untuk dunia pendidikan bagi anak yang orangtuanya tidak mampu.

PEMBERDAYAAN UMMAT.
Dalam sambutannya, Hidayat Nur Wahid mengatakan, bahwa MoU ini salah satu bukti kepedulian SEKAR dan TELKOM dalam pemberdayaan ummat. LMI-UI harus akuntabel dan profesional dalam memanajemeni zakat, infaq dan sejenisnys. Hal ini akan mendorong umat Islam untuk tidak saja menjalankan agamanya, juga karena memang sesuatu yang legal ada Undang-Undangnya. Yang penting bukan untuk terorisme.

KESADARAN ZAKAT.
Hidayat Nur Wahid melanjutkan, bahwa kesadaran berzakat bagi ummat Islam memang kurang, padahal berzakat itu wajib. Ini adalah tugas kita semua untuk memberkan pemahaman kepada ummat Islam yang mayoritas di negeri ini. Berzakat tidak identik dengan paja. Jangan dikira berzakat itu akan mengurangi harta atau tidak menguntungkan. Kewajiban juru dakwah untuk menjelaskan masalah ini.

Berzakat tidak membuang uang, ibarat orang menggali sumur tidak membuang tanah, semakin digali tanahnya, maka semakin mendekatkan kita kepada titik air. Jadi jangan saying membuang tanah atau mengeluarkan uang untuk berzakat. Bagi karyawan, maka perlu adanya zakat penghasilan atau zakat profesi, kuncinya.

SUDAH DEAL.
Dalam kesempatan tersebut, SEKAR bisik-bisik dengan ajudan Ketua MPR-RI menanyakan tentang rencana pertemuan SEKAR se Indonesia dengan Ketua MPR di Surabaya yang memang sudah ‘deal’ seminggu sebelumnya. Diluar dugaan ada perubahan jadwal, sebab selain acara yang padat di Surabaya, juga di Malang menghadiri Muktamar Muhammadiyah. InsyaAllah ketemu di Jakarta saja, kata Sang Ajudan mengakhiri.  NURSIDIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar