TAHUN 2005
SUKSES.
Spanduk ucapan terimakasih SEKAR kepada DIRUT, COO, BOD dan seluruh Karyawan terpampang di halaman Kantor DIVRE-V, Jln. Ketintang 156, Surabaya mulai hari Selasa (3/9). Pemasangan spanduk ini menyusul setelah Ketua Umum SEKAR, Syinar Budhi Artha melantik Pengurus SEKAR DPW-V Periode 2005-2008 pekan lalu yang dalam sambutannya antara lain mengucapkan terimakasih atas suksesnya perjuangan SEKAR dalam menolak kebijakan Kode Akses SLJJ yang sangat merugikan TELKOM, dimana rugi awal diperkirakan sebesar 3 Trilyun. Usaha SEKAR sekaligus merupakan usaha mempertahankan industri telekomunikasi di Indonesia.
AMANAH MUNAS-II.
Perjuangan menolak KA SLJJ sebenarnya merupakan amanah MUNAS SEKAR-II di Bandung tahun 2004 lalu, dimana SEKAR telah melakukan deteksi dini, bahwa dikhawatirkan TELKOM akan direcoki soal masuknya Indosat ke bisnis SLJJ dengan cara tidak fair. Atas deteksi ini, maka LITBANG SEKAR melakukan kajian secara marathon. Ternyata deteksi dini ini menjadi kenyataan, maka dimulailah melakukan penyelesaian secara hukum melalui Judificial Review.
Jadi perjuangan KA SLJJ ini sebenarnya tidak “ujug-ujug” begitu saja, ia merupakan perjuangan yang cukup panjang dan melelahkan, korban moril, materiil, keluarga dan segalanya demi eksistensi perusahaan yang merupakan asset negara. Korban moril yang paling berat meninggalkan jam kantor, sebab tentu ada perasaan tak enak terhadap pimpinan.
Namun hati sudah bulat, niat murni demi perusahaan dan bukan sebaliknya mengambil keuntungan atau interest kelompok, golongan, individu atau pribadi, maka perjuangan tak dapat dihentikan oleh siapapun. Panggilan nurani sebagai anak bangsa lebih mengedepan dengan sendirinya, keberanian SEKAR sungguh sangat militant saat itu.
Mungkin inilah yang oleh sebagian oknum menganggap SEKAR sangat arogan, bahkan pihak BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) sendiri menganggap, bahwa SEKAR anti kompetisi, walau SEKAR pasang spanduk besar, bahwa KOMPETISI YES, KODE AKSES NO, artinya ialah asal kompetisi itu fair, maka SEKAR tidak takut. Kalau BRTI kontra terhadap perjuangan SEKAR, maka sebaliknya Masyarakat Telematika Indonesai justru mendukung perjuangan SEKAR, sebab jika KA SLJJ ini dibuka, maka masyarakat akan rugi, dan kerugian ini sudah dihitung.
Bukan itu saja, bahwa penerapan KA SLJJ yang telah diterapkan di beberapa negara, ternyata yang terjadi adalah kebangkrutan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Ini merupakan contoh kasus yang sangat mendapat perhatian secara penuh dari SEKAR. Ketika dua kasus di dua negara maju terjadi, mestinya dijadikan barometer, bukan diterjang oleh para penguasa negeri ini.
Kembali ke perjuangan panjang SEKAR dalam menolak KA SLJJ. Pertama kali DPW-V menyuarakan keras penolakan ini, kemudian disusul DPW-VII mengadakan apel siaga di Denpasar, Bali pada bulan April 2005 yang dihadiri oleh seluruh DPW se Indonesia. Apel siaga di DPW-VII ini merupakan apel siaga pernyataan sikap.
Apel pernyataan sikap ini akhirnya diikuti dan dilakukan pula di seluruh DPW se Indonesia, dimana hal ini menunjukkan bahwa suara sangat bulat menolak kebijakan tersebut, dan terakhir dilakuan di Semarang pada tanggal 15 Agustus 2005 tepat dua hari menjelang Proklamasi Kemerdekaan RI Ke-60.
Korban moril masih terjadi, namun korban materiil sudah berkurang ketika ada dana perjuangan yang dihimpun dari seluruh anggota SEKAR. Partisipasi anggota sungguh luar biasa, tak hanya dana, tapi juga do’a yang selalu dikirimkan bagi rekannya yang sedang berjuang. Tanpa dukungan penuh (dana dan do’a) dari anggota, mustahil perjuangan ini dapat sukses.
Para anggota mengerti, bahwa SEKAR tidak tidak pernah loyal kepada individu atau seseorang yang sedang berkuasa atau pernah memberikan sesuatu berupa jabatan ataupun lainnya. SEKAR hanya loyal kepada perusahaan yang merupakan sawah ladang tempat mencari nafkah. Sawah ladang ini jangan sampai diserang “hama wereng”, baik dari dalam, maupun luar (asing).
Sesuai dengan SEKAR’S WHITEPAPER, maka Bagi Sekar Telkom, kesejahteraan karyawan adalah penting. Namun adalah jauh lebih penting lagi eksistensi dan keutuhan perusahaan ini…Artinya kalau perusahaan selamat dan mendapat profit, maka InsyaAllah akan berdampak pada kesejahteraan karyawan. Sebab ada yang berpendapat, bahwa kenapa SEKAR menomorduakan kesejahteraan karyawan ? Jawabannya ialah, bahwa perusahaan selamat dulu, lalu profit, lalu kesejahteraan, begitulah urutannya. Kompetisi semakin ketat, jadi harus “go, fight and win”, teruatama dalam meningkat pelayanan, meningkatkan kepuasan kastemer, agar mendapat profit.
Perjuangan menyelamatkan perusahaan begitu intens, sampai ke wakil-wakil rakyat di lembaga tinggi dan tertinggi negara, DPR/MPR, MA, BRTI, YLKI, Rektor, Menteri, RI-1 & RI-2 melalui ring-1 dan ring-2, beberapa Jenderal sampai terakhir dipanggil LEMHANAS. Tak tanggung-tanggung pula lobi juga dilakukan ke MENHANKAM diterima sendiri oleh Yuwono Sudarsono, ke tokoh partai Politik baik dari : PPP, GOLKAR, Demokrat, PKS, PKB, PDIP, dan ke .BIN (Badan Intelejen).
Tenaga, waktu, moral dan semua enerji dikuras habis-habisan, hingga “bola” persis manis di depan gawang. Berkat kerjasama sinerji dengan pimpinan baru, maka jajaran Direksi baru, BOD dengan manis pula menggoalkan “bola” tersebut. Alhamdulillah, TELKOM yang 100 % milik bangsa Indonesia sebagai Indonesian Flag Carrier dapat dipertahankan. Buku SEKAR’S WHITEPAPER merupakans seluruh hasil perjuangan yang merupakan pertanggungjawaban Pengurus kepada seluruh anggota SEKAR se Indonesia. Merah-Putih tetap berkibar, kalau AMPTT dulu berjuang dengan bedil, maka SEKAR tidak, hanya dengan melakukan lobi, dengan diskusi, analisa dan semangat militan.
Perjuangan SEKAR menarik perhatian sebuah universitas di luar negeri, sehingga dipakai sebagai penelitian ilmiah, sebab perjuangan serikat karyawan ini berbeda dengan perjuangan serikat karyawan lainnya, yang umumnya menuntut kenaikan upah semata, tapi SEKAR Telkom lebih ideal, yaitu mempertahankan perusahaan sebagai asset bangsa. Sebagai outward looking, maka SEKAR juga sesekali mengikuti perkembangan ILO di Markas Besar PBB melalui berita dan informasi. NURSIDIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar