TAHUN 2006
Kompetisi Ganas, Terjadi Revolusi Marketing, SBT Siap !
Telah kita rasakan bersama, bahwa udara kompetisi dibidang jasa “halo-halo” semakin panas, permainannya juga semakin ganas dan brutal. Hal ini membuat kita mesti merubah haluan dari sisi Marketing yang semula bersifat konvensional, kini mesti merombaknya. Kalau situasi terus seperti ini, boleh jadi akan terjadi suatu revolusi marketing, yang mana hal ini sudah nampak.
Penampakan itu bahkan sudah ditunjukkan di TELKOM SBT, ketika para competitor mengepung pasar-pasar potensial, maka jurus yang dilakukan oleh jajaran SBT adalah menggenjot Sales habis-habisan dengan mengerahkan seluruh sumber daya, termasuk mengerahkan seluruh Sales Force yang masih “Fresh From The Oven” (karena memang baru direkrut) ke pasar potensial tersebut.
Kesiapan dari sisi Marketer boleh dibilang sudah oke, kemudian ditunjang pula dengan kesiapan ALPRO yang sudah ditambah untuk “menggempur” pangsa pasar dari seluruh segment. Para Marketer Muda yang setiap pagi mangkal di ruang Marketing Gedung OPMC SBT sudah selalu siap dengan peta dan bidikannya. Pokoknya jual-jual-jual !Bukankah setiap perusahaan jasa selalu menginginkan sukses dalam penjualannya.
Hal tersebut ditambah dengan menggencarkan promo advertising dalam bentuk spanduk yang dipampang di beberapa sudut strategis kota. Ada sebuah spanduk di depan STO Injoko SBT yang berbunyi :”Makin gilaa…Kasih Gratisan. FREE Aktivasi dan Voucher Modem. Makanya cepet daftar sebelum keabisan. Mulai 1 a/d 31 Juli 2006. Free 4 You !”. Kemudian disampingnya dipampang pula “Discount up to 50 % Biaya Pasang Baru dan Abonemen Telepon Rumah”.
Advertising dalam bentuk spanduk dengan penawaran sensasional (sensational offers) ini menunjukkan betapa kuatnya keinginan untuk mampu menguasai market share kita, untuk mampu menjual produk atau jasa kita dalam waktu yang cepat sesuai dengan motto ‘siapa yang cepat akan memakan yang lambat’. Revolusi marketing ini dapat dimaklumi dan memang terjadi setelah menjamurnya para pemain di bidang telekomunikasi. Terjadi perang harga, terjadi pula perang services !
Seluruh jajaran selalu berpacu dengan target dan semuanya seolah dihipnotis atau diba’iat untuk mencintai produknya sendiri ketimbang produk competitor. Namun demikian tak dapat dipungkiri konon masih ada saja beberapa gelintir orang yang menggunakan produk competitor. Tak jelas apakah hanya sekedar untuk pembanding agar dapat atau mampu menjelaskan kepada konsumen atau kastemer, bahwa produk kita lebih bagus dengan produk pesaing, atau bagaimana ?
NURSIDIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar