TAHUN 2005
Sang Panglima Baru KADIVRE-V “Working Around” Ke SBT
MARATHON.
Secara marathon seminggu setelah serahterima jabatan, Sang Panglima baru, KADIVRE-V, Nanang Ismail Kosim (NIK) langsung melakukan “Working Around” ke beberapa Unit Kerja di Kantor DIVRE-V dan ke DATEL termasuk ke SBT selain memperkenalkan diri, juga untuk melihat dari dekat kekuatan dan potensi jajarannya seperti yang dilakukan kemarin, Rabu (20/7) di Gedung OPMC Jln. Ketintang 156, Surabaya.
PRESENTASI.
GM Telkom SBT, Bagyo Nugroho (BN) menyambut NIK dengan mempresentasikan kekuatan dan kelemahan seluruh resources yang dimiliki “TELKOM SBT AREA” yang meliputi SBT METRO dan tiga CATEL dibawahnya, yaitu Catel Sidaorjo, Mojokerto dan Jombang.
GROW FASTER.
BN dalam kesempatan tersebut menyampaikan mimpi-mimpinya, antara lain ingin melajukan tingkat pertumbuhan Two New Engine Driver (Flexi & Speedy) secara lebih cepat (Grow Faster), hal ini tak lain selain untuk penetrasi, juga untuk meningkatkan market share diantara kompetitor yang ada.
Sebagai satu-satunya KANDATEL pertama yang berani mengklaim dirinya sebagai “KANDATEL SATU TRILYUN” di DIVRE-V, maka wajar kalau BN dalam “kesempatan emas” tersebut minta dukungan manajemen, yaitu kepada Sang Panglima Baru, orang nomor satu di DIVRE-V Jawa Timur. Ibarat bertempur di medan “perang” tanpa peluru, adalah tak mungkin, bisa tertembak konyol. Peluang dan tantangan bisnis di SBT yang masih luas memang membutuhkan dukungan “peluru” tersebut.
Ada tiga dukungan yang ditanggapi serius oleh Sang Panglima, yaitu soal Trade Off KBM Operasional yang sudah tak layak pakai selain jaga citra TELKOM, Promo Budget yang minim sampai ngutang dan Replacement infrastruktur yang sudah tua secara Trade Off.
NIK mengatakan, bahwa kalau di Kalimantan KBM Operasional bagus-bagus, untuk pejabat biasa saja. Sebaliknya saya lihat di DIVRE-V kebalikannya, kendaraan pejabat bagus-bagus, sedang untuk operasional sebaliknya. Demikian juga untuk “Promo Budget” di DATELS Kalimantan porsi budget lebih besar ketimbang yang ada di DIVRE-VI, yaitu 70:30, tapi di DIVRE-V JATIM kebalikannya. Apalagi di SBT sampai ngutang ke VENDOR, kasihan. Kita akan tata ulang agar lancar dalam ber kompetisi.
Kemudian soal Trade Off kabel Primer silahkan dilaksanakan masukkan dalam RMO 2006 dan kalau berhasil, maka SBT akan dipakai sebagai model benchmark. Saya juga appreciate tentang klaim sebagai KANDATEL 1 TRILYUN ini sama pada saat saya di Jakarta Timur Dulu yang mencanangkan sebagai KANDATEL SATU TRILYUN juga.
CDB.
Untuk tembus “1T”, maka pasarkan sebanyak-banyak produk kita, sebab selain untuk meningkatkan Customer Data Base (CDB), juga untuk meningkatkan margin dan market share. Dalam 3 bulan ini produk Speedy sudah bisa booming lagi, buat “sales plan”. Menurut Sang Panglima, bahwa ukuran sukses penjualan Speedy sebenarnya ada di Manager Akses dan Manager Marketing. Selain menjual, jangan lupa juga untuk mempertahankan pelanggan, jangan sampai lari, pinta Panglima.
GERAI TELKOM.
Terakhir Sang Panglima meminta pula agar DATEL mulai merencanakan memperbanyak Gerai Telkom, sebab DIRUT kita yang “Banker” melihat dan membandingkan pelayanan di Telkom dan di beberapa Bank yang ada di Indonesia. Persaingan Bank lebih ketat, sehingga tak heran kalau retention program kepada pelanggan lebih tajam.
NURSIDIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar