TAHUN 2006
Dokter Muda Relawan Gempa Jogja Dari Rumah Zakat, Lincah !
Masih muda belia berpostur agak atletis dan penampilan anak muda, ia masih dinas aktif di RSAL Surabaya (Rumah Sakit Angkatan Laut : Red). Dialah dr. Alief ! Saat SEKAR TELKOM DPW-V mengirimkan relawan Gelombang-I, dr. Alief sesekali meluncur semobil dengan Reporter, termasuk dr. Dimas rekannya seprofesinya. Banyak duka dan hikmah yang dipetik dari musibah ini, baik sebagai relawan apalagi sebagai korban musibah, katanya.
Dokter yang kemana-mana selalu membawa kitab suci Al-Qur’an ukuran mini ini aktif juga dalam kegiatan sosial kemanusiaan yang tergabung dalam Rumah Zakat (RZ). dikatakan, bahwa Gempa di Yogyakarta merupakan bencana alam terbesar kedua setelah tsunami tahun 2004, korban tewas sebanyak 5.782 (Depsos, 5 Juni 2006). "Rekor" musibah terbesar masih dipegang gempa dan banjir tsunami yang menyapu Provinsi Aceh dan Sumatera Utara, dan menewaskan sekitar 170.000 orang, Desember 2004 lalu. Bulan Maret 2005, gempa mengguncang Nias dan menewaskan sekitar 1.000 orang.
Relawan Gelombang-I Gempa Jogja ini bekerja keras memberikan bantuan pengobatan di posko-posko kesehatan RZ yang ada dibeberapa titik gempa tanpa mengenal lelah, bersama beberapa tenaga medis dan paramedis rekannya. Obyek aksi tertinggi adalah di Bantul dan sekitarnya. Imogiri, merupakan salah satu kecamatan yang berada di daerah Kabupaten Bantul. Kawasan Imogiri termasuk yang paling parah mengalami kerusakan akibat gempa akhir pekan silam. Korban tewas mencapai 3.500 lebih. Untuk mengatasi masalah ini, banyak aksi yang dilakukan.
Secara umum bantuan kesehatan untuk masyarakat korban gempa sudah cukup memadai. Penanganan kesehatan lebih banyak untuk menangani penyakit-penyakit "khas" pasca bencana, seperti diare, gejala tiphus, myalgia, ISPA, dll. Sesekali jika ada waktu luang, dr. Alief membuka Al-Qur’annya dan dibaca dalam hati, Saluut…!!
NURSIDIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar