TAHUN 2006
SBT : Frekwensi Pencurian Kabel Melejit, 43 Kali !
Dengan seringnya terjadi pencurian kabel telepon, maka manajemen TELKOM menjadi kelabakan. Upaya Lobi, sarasehan, approach, warning system dan sebagainya sudah dilakukan, namun kejadian itu masih saja ada, bahkan selama dua bulan, yaitu Agustus dan September frekwensi pencurian makin melejit aja, telah terjadi pencurian sebanyak 43 kali !
Lurah dan masyarakat setempat, Kepala Desa, Polisi dan jajaran TELKOM telah antisipasif dan represif, namun para maling-maling kabel ini terus bermunculan. Haruskah ini berlangsung terus tiada henti ? Disisi lain kerugian TELKOM tak sedikit, baik dari sisi rupiah, maupun dari sisi kualitas pelayanan kepada pelanggan yang tentu saja setelah kabel dipotong dibawa kabur akan terjadi perpu dan GAMAS (Gangguan Massal).
Anggaran untuk mengatasi GAMAS juga tak sedikit, sehingga dari sisi anggaran menjadi babak belur dan kalang kabut, maka ABT-pun diajukan ke manajemen DIVRE-V. Secara moral, maka manajemen DIVRE-V harus ikut bertanggung jawab atas kejadian ini, walau yang langsung menjadi ujung tombak adalah KANDATEL. Paling tidak memberikan support ABT untuk Budget recovery demi kelancaran bisnis telkomunikasi di era persaingan yang saling bunuh membunuh (killing each other) ini.
Manajemen KANDATEL sendiri tanpa FULL SUPPORT dari Manajemen DIVRE juga tak akan dapat berbuat banyak, walau sudah melakukan OPTIMAL EFFORTS. Upaya penanganan Pencurian secara teknologi, secara lobi, secara swadaya, secara on the spot, sarasehan dan upaya lainnya sudah dilakukan. Mungkin bisa diusulkan dikenakan pasal SABOTASE dengan hukuman seumur hidup, karena akibat pencurian ini terjadi putusnya infrastruktur kepentingan rakyat. And then, Whats Next ? (NURSIDIK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar